Headlines

Remaja

Tokoh

Ukhty Sholihah

» » Laksamana Cheng Ho Seorang Bahariwan Muslim Tangguh



Cheng Ho adalah seorang Bahariwan Muslim yang memimpin ekspedisi pelayaran ke berbagai daerah dengan ribuan prajuritnya. Namun sayang sekali, sejarah ini seakan tenggelam ditengah lautan begitu saja. Untuk membongkar kembali harta karun yang tertimbun sejarah, maka selayaknya bagi seorang muslim harus mengetahui bahwa Islam mempunyai sejarah kejayaannya di masa lalu. Sebelum kita masuk ke cerita, dibawah ini adalah tabel perbandingan antara pelayaran laksamana Cheng Ho dengan pelayar lainnya.
Pelayar
Tahun Dimulainya
Jumlah Kapal
Kapasitas Kapal Terbesar
Jumlah Awak Kapal
Laksamana Cheng Ho
1405
Lebih dari 200 termasuk 62 kapal besar
Sekitar 2.500 ton
27.800
Cristoforus Colombus
1492
3
100
88
Vasco Da Gamma
1497
4
120
171
Ferdinand Magellan
1519
5
130
270
 
Berlanjut ke cerita. Cheng Ho di lahirkan dari marga Ma, suku Hui yang mayoritas beragama Islam dan Cheng Ho lahir di desa He Dai, kabupaten Kunyang, provinsi Yunnan dari kandungan ibunya yang bermarga Oen. Ayah Cheng Ho bernama Ma Haji (1344 - 1382). Ma Haji dalah seorang pelaut yang memiliki enam anak, dua laki-laki dan empat perempuan, dan Cheng Ho adalah anak ketiga. Ma Haji meninggal dalam usianya yang ke-38 di kampugnya He Dai di Yunnan.
Sejak kecil Cheng Ho sering mendengar cerita ayahnya tentang perjalanan naik haji dengan menggunakan kapal layar selama berminggu-minggu. Selama dalam perjalanan ayahnya banyak menemui rintangan berupa hujan badai atau sejenisnya. Ia juga bercerita tentang iklim dan adat istiadat yang berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya. Selanjutnya, cerita dari sang ayah pun menjadi cambuk dan acuan moril bagi Cheng Ho dalam menempuh karir dan cita-cita.
Ketika terjadi peperangan melawan pasukan Ming Thai Chu, banyak anak-anak yang tertawan olehnya tidak terkecuali si kecil Cheng Ho. Pada usia 12 tahun ia sudah menjadi sida-sida (orang kasim/pelayan) atau disebut Thai Chen. Tak lama kemudian Cheng Ho diserahkan oleh kaisar Zhu Yuan Zhang, kaisar pertama Dinasti Ming, untuk dijadikan pelayan kepada putranya ke-4 yang bernama Zhu Di.
Cheng Ho menjadi sangat aktiv belajar memanfaatkan fasilitas yang ada untuk banyak membaca. Ia juga mulai sering berperang mendampingi pangeran Zhu Di di setiap peperangannya. Hingga suatu ketika terjadi perselisihan antara pihak Zhu Di dan kerajaan pusat Dinasti Ming, yaitu kaisar Zhu Yun Wen. Zhu Di bersama Cheng Ho dan pasukannya pun menyerang kota Nanjing dengan alasan untuk membunuh para menteri jahat yang mendampingi kaisar Zhu Yun Wen. Akhirnya setelah 3 tahun terjadi peperangan, kekaisaran pusat Dinasti Ming berhasil dikuasai oleh Zhu Di.
Karena Cheng Ho berjasa besar dalam menjadi kasim kesayangan bagi kaisar Zhu Di, ia pun diangkat sebagai kepala kasim intern yang bertugas mengurusi seluruh urusan istana. Kemudian pada awal abad ke-15 kaisar Zhu Di memerintahkan supaya dilakukan pelayaran-pelayaran ke Samudra Hindia (Barat) demi memajukan persahabatan dan memelihara perdamaian antara Tiongkok dan negara-neraga asing. Karena prestasi Cheng Ho sangat baik, ia dipilih untuk memimpin pelayaran jauh tersebut.
Cheng Ho pun berangkat dari Tiongkok menuju berbagai negara (yang salah satunya Indonesia) dengan 62 kapal besar, 255 kapal kepal kecil yang membawa sutra, sulaman dan berbagai produk lain yang berharga. Kapasitas kapal yang terbesarny adalah 2.500 ton, namun ada juga yang bilang 3.000 ton. Dengan jumlah awak kapal 27.800 prajurit. (bersambung)

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply